Untuk kau yang berada disana. Hey,
apa kabar? Pasti kamu akan menjawabnya dengan kalimat, “Baik kok”. Benar kan? Karena
aku selalu mendoakan kesehatanmu di sini. Hari ini aku mengerjakan tugas dengan
teman-temanku. Mereka datang dari habis dzuhur kemudian mereka pulang saat
tengah malam. Pasti kau bertanya, “Ngapain aja, sih sampai tengah malem gitu
baru selesai?”, tenang, kami tidak melakukan hal gila dan liar, hanya mengobrol
biasa dengan ledakan tawa yang sangat keras, lalu kami makan, ngemil, kemudian
makan lagi, hingga kami menonton sebuah anime sampai pergi ke supermarket hanya
untuk membeli beberapa cemilan dan kebutuhan bulanan. Lihat, biasa saja kan. Tugasnya
tidak banyak kok, hanya membuat suatu percakapan dan fatalnya kami sama sekali
tidak mendapatkan pencerahan sehingga kami berasumsi untuk merefresh pikiran
kami dengan melakukan hal yang menyenangkan, namun jadi keterusan. Oh, tenang
saja, sudah selesai kok tugasnya, yah, tinggal satu sekarang, yaitu tugas
Bunpou. Sayang, saat kuliah Bunpou minggu lalu, buku ku di pinjam oleh kakak
tingkat dan aku mencoret-coret catatan di buku temanku dan aku lupa menyalinnya
kembali ke dalam buku ku sendiri. Bodoh, ada beberapa cara baca kanji disana,
namun apa boleh buat, menghubungi orang untuk menanyakan masalah kanji jam
segini sepertinya akan menjadi mimpi buruk baginya. Dan aku lebih memilih
menulis ini terlebih dahulu untuk mengisi waktu. Hm, bukan itu saja alasannya,
aku hanya kangen denganmu.
Kangen? Ya, dan aku yakin kamu
juga merasakan apa yang kurasakan. Waktu sudah menunjukan pukul 00:28 pagi. Mataku
sudah sayu karena mengantuk, namun jari ini tidak ingin berhenti rasanya untuk
menulis sesuatu. Ingin sekali aku membua satu artikel yang isinya hanya kata ‘kangen’,
namun aku berpikir ulang, itu seperti remaja ababil yang baru saja berpacaran
dan merasa jauh dipisahkan padahal jarak rumah mereka itu satu gang dari
rumahnya. Aku, bukan, kita sudah dewasa. Sudah bukan main-main lagi dalam
berhubungan. Kita bukan anak SMA yang baru saja merasa dia itu sudah dewasa
namun nyatanya belum. Kita memiliki impian, benarkan? Aku yakin kamu pasti
menjawabnya dengan senyuman. Aku menyukai senyummu itu, namun aku lebih
menyukai saat dimana kamu menggandeng tanganku.
Hoooaam, kepalaku sekarang sudah
bersender di dinding. Punggungku sakit, tapi tetap saja jari ini tidak mau
meninggalkan laptop. Sekarang, aku sedang membuka keran, menampung air karena
nanti pagi aku akan piket dan sangat menyebalkan jika air tidak ada. Tapi,
semoga saja aku bisa terbangun nanti pagi mengingat sekarang aku sedang
*piiiipp*. Hehehe..
Hei, kamu yang disana sedang apa?
Memikirkan aku kah? Atau kau sedang sibuk dengan pekerjaanmu? Ahh, sekarang
bagian leherku yang sudah lelah menatap layar monitor, aku harap jari-jari ku
ini cepat mengeluarkan apa yang ingin ditulisnya.
Saat beres-beres tadi, aku
menemukan rubik yang kudapatkan dari temanku. Aku memperbaikinya segera dan
tidak sampai tiga menit aku sudah menyamakan semua warna di setiap sisinya. Yah,
tiga menit dalam menyelesaikan rubik itu sungguh lama, apa boleh buat aku
mengerjakannya sambil menemani temanku menonton film. Sepertinya jari-jariku
sudah lelah dan ingin segera beristirahat. Mata, pinggan, leher dan badan juga
menyetujuinya. Aku hanya ingin mengatakan, aku sayang kamu. Terima kasih sudah
menyayangiku yang kadang ababil seperti ini. Oyasuminasai dan selamat bekerja.
-Atikah
Firdaus-



0 komentar:
Posting Komentar